KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini semata-mata disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru.
Karya tulis ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Di sini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan karta tulis ini. Dan saya mohon maaf, karena saya tidak dapat menyebutkan semua pihak secara satu persatu.
Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata “sempurna”. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat dapat membangun karya tulis ini menjadi lebih baik. Semoga saja karya tulis tentang hutan mangrove ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Manggar, 22 Mei 2010
Penulis
1
HALAMAN MOTTO
Moto yang saya pegang dalam penulisan karya tulis ini adalah:
“HIDUP ADALAH USAHA”
2
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya persembahkan untuk:
Bapak / ibu guru dan seluruh pembaca yang membaca karya tulis ini.
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………….. 1
Halaman Motto ……………………………………………………………….. 2
Halaman Persembahan ……………………………………………………………….. 3
Daftar isi ……………………………………………………………….. 4
Abstraksi ……………………………………………………………….. 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………….. 6
1.2 Pembahasan Masalah ……………………………………………………………….. 6
1.3 Perumusan Masalah ……………………………………………………………….. 7
1.4 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………….. 7
1.5 Hipotesa ……………………………………………………………….. 8
1.6 Manfaat ……………………………………………………………….. 8
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………………….. 9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………………………….. 10
3.2 Sumber Data ……………………………………………………………….. 10
3.3 Teknik Analisis Data ……………………………………………………………….. 10
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Definisi Hutan Mangrove ……………………………………………………………….. 11
4.2 Fungsi Hutan Mangrove ……………………………………………………………….. 12
4.3 Mangrove & Kegiatan Manusia ……………………………………………………………….. 13
4.4 Peranan Pemkab Beltim ……………………………………………………………….. 14
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………… 15
5.2 Saran ………………………………………………………………… 15
BAB VI REFERENSI ………………………………………………………………… 16
4
ABSTARKSI
Karya tulis ini membahas tentang bagaimana kehidupan hutan mangrove di Beltim sekarang ini. Banyak hutan mangrove di daerah Beltim hamper tidak subur lagi. Namun orang-orang seakan tidak peduli dengan masalah ini. Padahal hutan mangrove itu memiliki banyak fungsi. Yang mana fungsinya sangat berhubungan erat dengan keberlansungan hidup manusia. Oleh karena itu, seharusnya Pemkab Beltim dapat lebih bijak dalam mengatasi masalah ini. Sehingga nantinya kawasan hutan mangrove yang ada di Beltim ini bisa subur atau hijau kembali.
5
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, hipotesa dan manfaat.
1.1 Latar Belakang Masalah
Dulu, banyak penebangan hutan mangrove (bakau) secara liar. Namun sekarang, penebangan hutan mangrove itu telah dilarang keras. Sehingga sekarang ini penebangan liar tersebut sudah berkurang. Akan tetapi, masih ada beberapa titik dari hutan mangrove ini yang mulai rusak akibat pembukaan lahan untuk kegiatan pertambangan maupun kegiatan lainnya. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus, pastilah kawasan hutan mangrove di Beltim ini akan menurun drastis. Oleh karena itu, karya tulis ini saya susun sedemikian rupa.
1.2 Pembatasan Masalah
Hutan bakau (mangrove) merupakan komunitas pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Karya tulis ini membahas tentang seputar hutan mangrove (bakau) secara rinci meliputi pengertian, fungsi-fungsi dan lain-lainnya.
6
1.3 Perumusan Masalah
- Apa itu hutan mangrove (bakau)?
- Tumbuhan apa saja yang hidup di hutan itu?
- Apa fungsi dari hutan tersebut?
- Usaha apa yang seharusnya dilakukan Pemkab Beltim dalam menanggulangi rusaknya hutan mangrove?
- Mengapa orang-orang dulunya sering melakukan penebangan liar terhadap hutan mangrove tersebut?
1.4 Tujuan Penulisan
Karya tulis ini disusun dengan tujuan untuk:
- Mengetahui apa itu hutan mangrove
- Mengetahui pohon apa saja yang ada di dalam hutan itu
- Mengetahui fungsi-fungsi dari hutan itu
- Mengetahui usaha-usaha yang dilakukan Pemkab Beltim terhadap hutan mangrove
7
1.5 Hipotesa
- Hutan mangrove hanya dihidupi pohon mangrove saja
- Hutan bakau tumbuh di daerah tropis tepatnya di pantai-pantai
- Mangrove merupakan salah satu faktor penghambat abrasi
1.6 Manfaat
- Dapat menambah wawasan
- Dapat memperbesar kepedulian kita terhadap keberadaan hutan mangrove
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Berdasarkan hasil penelitian, daerah hutan bakau di daerah ini berkembang relatif lebih baik dibanding kondisi yang dihadapi kawasan hutan mangrove di Pulau Bangka. Namun, sekarang banyak nelayan setempat yang memanfaatkan dahan dan ranting bakau di sekitar sungai Manggar untuk dijadikan romping. Mereka beralasan bahwa hutan bakau di pinggir sungai Manggar mudah dijangkau, sehingga tidak harus ke darat untuk mencari dahan atau ranting. Sebenarnya, tidak harus daun bakau untuk dijadikan romping. Daun dari pohon lain juga bisa, walaupun harus ke darat lagi mencari pohon yang bisa diambil daunnya. Sering kali kita mendapatkan laporan adanya penebangan pohon bakau di pulau-pulau kecil di Wilayah perairan laut kita ini. Lokasinya telah dicek, memang ada bekas aktivitas penebangan pohon. Diharapkan masyarakat dapat menjaga kelestarian pohon bakau yang ada di pulau kecil maupun di sekitar sungai, karena ini sangat penting sebagai factor agar jangan sampai terjadi abrasi.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam pembuatan karya tulis ini, jenis penelitian yang saya gunakan yaitu mengamati, mengumpulkan serta menghubungkan. Mengamati yaitu dengan cara turun langsung ke kawasan hutan mangrove. Mengumpulkan yaitu dengan cara data-data yang sudah ada dikumpulkan menjadi satu. Dan menghubungkan yaitu setelah data-data tersebut dikumpulkan, data-data tersebut akan dirangkaisatu sama lain sehingga terbentuklah karya tulis ini.
3.2 Sumber Data
Internet dan orang-orang sekitar yang mengetahui seputar hutan mangrove.
3.3 Teknik Analisis Data
Data yang saya peroleh dari internet dan orang-orang tersebut saya kumpulkan, kemudian dianalisis secara pasti dengan cara membedakan mana data yang isinya lebih baik dan akurat dengan data yang kurang memuaskan.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Definisi Hutan Mangrove
Ribuan hektar hutan mangrove (bakau) yang tumbuh di pesisir pantai Pulau Belitung merupakan aset yang kelestariannya perlu mendapat perhatian. Sebagai besar ditumbuhi pohon mangrove dan aneka jenis pohon lainnya. Hutan Bakau (mangrove) merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Sementara ini wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut. Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantai-pantai yang datar, biasanya di sepanjang sisi pulau yang terlindung dari angin atau di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung. Ekosistem hutan mangrove bersifat kompleks dan dinamis, namun labil. Dikatakan kompleks karena ekosistemnya di samping dipenuhi oleh vegetasi mangrove, juga merupakan habitat berbagai satwa dan biota perairan. Jenis tanah yang berada di bawahnya termasuk tanah perkembangan muda (saline young soil) yang mempunyai kandungan liat yang tinggi dengan nilai kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation yang tinggi. Kandungan bahan organik, total nitrogen, dan ammonium termasuk kategori sedang pada bagian yang dekat laut dan tinggi pada bagian arah daratan. karena hutan mangrove dapat tumbuh dan berkembang terus serta mengalami suksesi sesuai dengan perubahan tempat tumbuh alaminya. Dikatakan labil karena mudah sekali rusak dan sulit untuk pulih kembali seperti sediakala. Sebagai daerah peralihan antara laut dan darat, ekosistem mangrove mempunyai gradien sifat lingkungan yang tajam. Pasang surut air laut menyebabkan terjadinya fluktuasi beberapa faktor lingkungan yang besar, terutama suhu dan salinitas. Oleh karena itu, jenis-jenis tumbuhan dan binatang yang memiliki toleransi yang besar terhadap perubahan ekstrim factor-faktor tersebutlah yang dapat bertahan dan berkembang. Kenyataan ini menyebabkan keanekaragaman jenis biota mangrove kecil, akan tetapi kepadatan populasi masing-masing umumnya besar. Karena berada di perbatasan antara darat dan laut, maka hutan mangrove merupakan ekosistem yang rumit dan mempunyai kaitan, baik dengan ekosistem darat maupun lepas pantai. Hutan mangrove mampu mengikat sedimen yang terlarut dari sungai dan
memperkecil erosi atau abrasi pantai.
11
4.2 Fungsi / Peranan Hutan Mangrove
Adapun fungsinya yaitu:
1. Fungsi Fisik:
· Menjaga kondisi pantai agar tetap stabil
· melindungi tebing pantai dan tebing sungai
· mencegah terjadinya abrasi dan intrusi air laut
· Perangkap zat pencemar
· Mencegah tsunami
· Mencegah sedimentasi
2. Fungsi biologis:
- Habitat benih ikan, udang, dan kepiting untuk hidup dan mencari makan
- Sumber keanekaragaman biota akuatik dan nonakuatik seperti burung, ular, kera, kelelawar, dan tanaman anggrek
- Sumber plasma nutfah.
3. Fungsi ekonomis:
- Sumber bahan bakar (kayu, arang)
- Bahan bangunan (balok, papan)
- Bahan tekstil
- Makanan &obat-obatan.
Mangrove mengangkut nutrien dan detritus ke perairan pantai sehingga produksi primer perairan di sekitar mangrove cukup tinggi dan penting bagi kesuburan perairan. Dedaunan, ranting, bunga, dan buah dari tanaman mangrove yang mati dimanfaatkan oleh makrofauna, misalnya kepiting sesarmid, kemudian didekomposisi oleh berbagai jenis mikroba yang melekat di dasar mangrove dan secara bersama-sama membentuk rantai makanan. Detritus selanjutnya dimanfaatkan oleh hewan akuatik yang mempunyai tingkatan lebih tinggi seperti bivalvia, gastropoda, berbagai jenis juvenil ikan dan udang, serta kepiting. Karena keberadaan mangrove sangat penting maka pemanfaatan mangrove untuk budi daya perikanan harus rasional.
12
4.3 Mangrove Dan Kegiatan Manusia
Hutan mangrove di Belitung tumbuh subur di sekitar pantai maupun pinggiran sungai. Hanya saja, ada beberapa titik dari hutan mangrove ini yang mulai rusak akibat pembukaan lahan untuk kegiatan pertambangan maupun lainnya. “Keberadaan hutan bakau atau mangrove ini sangat penting bagi kehidupan manusia secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perlu dijaga sumber daya alam ini dan harus dikelola serta dijaga kelestariannya. Namun belakangan, hutan bakau mulai banyak dilirik sejumlah nelayan. Dahan dan ranting pohon bakau mulai sering ditebang sebagai rompong, sejenis alat tangkap menyerupai rumpon (sebagai tempat persembunyian ikan. Dahan dan ranting bakau ini diangkut ke laut menggunakan kapal motor nelayan dan dimasukkan ke dasar air laut setelah diikat dengan batu sebagai pemberat. Salah satu kawasan hutan bakau yang mulai banyak diambil dahan dan rantingnya tersebut, adalah daerah aliran sungai (DAS) Manggar dan sekitarnya. Belakangan kawasan hutan bakau di kawasan itu pun mulai menjadi gundul. “Sebetulnya sudah pernah kita bicarakan ini dengan para nelayan agar mereka tidak lagi menebang dahan atau ranting pohon bakau yang ada di sekitar Sungai Manggar. Karena dikhawatirkan akan merusak lingkungan sekitar, apalagi keberadan bakau ini sangat penting. Bila pohon bakau tersebut terus ditebang, akan sulit untuk tumbuh kembali. Jikapun tumbuh, maka membutuhkan waktu yang cukup lama. “Penebangan bakau saat ini bukan hanya terjadi di sekitar sungai, namun juga sudah merambah ke pulau-pulau kecil di wilayah perairan Beltim. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan. Kita berharap warga masyarakat maupun nelayan dapat menjaga kelestarian bakau ini, jangan sampai dirusak atau ditebang,”. Penebangan dahan dan ranting bakau juga terjadi di sekitar pesisir pulau-pulau kecil. Kondisi jika dibiarkan, dikhawatirkan menyebabkan abrasi. Lambat laun pulau tersebut akan hilang dari permukaan laut.
13
4.4 Peranan Pemkab Beltim
Pemerintah daerah pun memberi perhatian khusus terhadap keberadaan kawasan bakau ini. Data yang ada di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Beltim menyebutkan, luas kawasan hutan lindung pantai (HLP) di Kabupaten Beltim mencapai sekitar 13.613 hektar. Pemkab Beltim pada tahun 2008 berencana melaksanakan gerakan penghijauan, berupa penanaman bibit pohon mangrove seluas 25 hektar. Penanaman direncanakan di sepanjang Pantai Mudong. Kebetulan hutan mangrove di kawasan ini sudah ada yang mulai rusak. “Tidak ada yang lebih baik dari tanaman pohon mangrove untuk menahan abrasi ini. Akarnya dapat menahan air maupun gelombang. Kita mengajak seluruh masyarakat agar memelihara dan menjaga hutan mangrove yang berada di pinggir pantai maupun di pinggir aliran sungai karena fungsi dari hutan mangrove ini sangat banyak, salah satunya sebagai daerah resapan air. Mayarakat dihimbau untuk mengurangi kegiatan penimbunan atau pengurukan tanah di sekitar aliran Sungai Manggar. Khawatir aktivitas seperti ini bisa berdampak terjadinya banjir di kawasan Pasar Manggar. Dinas Pertanian dan Kehutanan secara rutin memonitor setiap aktivitas yang berlangsung di tepi pantai. Langkah ini guna mengantisipasi terjadinya pengrusakan hutan mangrove di kawasan tepi pantai. Termasuk pula mengawasi rencana pembukaan lahan tambak udang di Desa Jangkar Asam mengingat di kawasan ini, seperti tepi Pantai Gusong Cine Desa Jangkar Asam, terdapat lahan yang baru ditanami pohon mangrove. Usaha penanaman mangrove juga pernah dilakukan di kawasan Pulau Bukulimau. Sayang, bibit-bibit mangrove yang ditanam habis diterpa ombak. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Beltim menyatakan telah memberikan sosialisasi kepada sejumlah nelayan agar tidak lagi menebang dahan dan ranting pohon bakau di sekitar DAS Sungai Manggar maupun pulau-pulau kecil lainnya.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hutan mangrove bisa dikategorikan hutan multifungsi. Dikatakan multifungsi karena fungsi dari hutan ini sangat banyak sekali. Tapi kebanyakan orang tidak peduli dan mengetahui tentang fungsi-fungsi dari hutan mangrove ini. Kebanyakan fungsi yang mereka ketahui hanyalah digunakan untuk kayu baker dan bahan bangunan saja. Akibatnya banyak terjadi penebangan liar karena fungsi-fungsi ini. Padahal fungsi yang lainnya lebih penting daripada harus melakukan penebangan jutan mangrove.
5.2 Saran
Saran yang akan saya ber8ikan tidak akan banyak, yaitu:
1. Usaha pemerintah dalam hal rusaknya hutan mangrove harus ditingkatkan lagi
2. Kesadaran masyarakat tentang betapa pentingnya hutan mangrove terhadap keberlangsungan hidup kita.
15
BAB VI
REFERENSI
Http//www.google.co.id/search?
16